Kalian pasti pernah merasakan rasanya jatuh cinta?
Dalam tulisan saya ini akan membahas tentang jatuh
cinta. Berbagai macam cara kita saat jatuh cinta. Banyak juga orang yang menyebutkan
dengan sebutan jatuh cinta pada pandangan pertama, cinta lokasi ataupun cinta
monyet. Untuk yang terakhir mungkin berlaku untuk adik-adik kita disekolah.
Kalau kata orang jatuh cinta itu berjuta rasanya. Tapi
kalau menurut saya jatuh cinta itu biasa saja. Mungkin ada beberapa perubahan
yang dialami oleh orang yang sedang jatuh cinta adalah lebih ke psikologi. Bukan
gila juga barang tentu. Tapi, hampir mungkin.
Pernah suatu saat teman bertanya kepada saya saat
melihat saya menerima telpon atau sms sambil senyum-senyum sendiri.
“lo kenapa senyum-senyum sendiri? Lagi jatoh cinta
lo yah?” kata temen saya sedikit menuduh.
Yang saya
pertanyakan, apakah kalau setelah menerima telepon, sms, chatting, atau blackberry messenger
(BBM) kita senyum-senyum sendiri, sudah pasti sedang jatuh cinta? Jadi siapa
yang aneh sebenarnya?
Saya juga sebenarnya juga heran kenapa dikatakan
dengan jatuh cinta. Kalau dikonotasikan jatuh itu sakit. Nah kalau jatuh cinta
berarti apa? Sakit jiwa? (lupakan yang ini).
Pengalaman jatuh cinta ini kembali saya kuat kan
dengan pengalaman teman saya yang katanya sedang merasakan jatuh cinta. Yang saya
lihat teman saya memang berubah. Berubah suka senyum-senyum dan melamun tidak
jelas. Kalau benar efek dari jatuh cinta seperti itu, saya bersumpah tidak
ingin dan tidak berniat untuk jatuh cinta.
Jadi ingat dengan kalimat yang sering diutarakan
oleh banyak orang. Saat sedang jatuh cinta atau sedang berpacaran, kekasihnya
jatuh. Dengan perhatiannya sang lelaki berkata,
“Sayang hati-hati dong jalannya? Mana yang sakit?”. Tapi
saat sudah menikah melihat istrinya jatuh sang suami berkata,
“Mata kamu kemana!!”.
Lucu dan kasar pastinya. Tapi itu yang terjadi
disekeliling kita.
Saya juga pernah menanyakan kepada sahabat dan
kekasihnya tentang hubungan mereka. Awalnya saya bertanya kepada sahabat saya yang
berjenis kelamin perempuan.
“Pernah ga lo terbesit pikiran kenapa suka dan
sayang banget sama cowo lo, padahal dia kan bukan tipe lo?”.
Dengan lantang sahabat saya menjawab, “Pernah dan
sering”.
Aji mumpung ada kekasihnya didepan saya waktu itu,
kembali saya utarakan pertanyaan yang sama. Dan dengan lebih lantangnya dia
berkata “ga pernah”. Pertanyaan selanjutnya adalah, “apa lo jatuh cinta pada
pandangan pertama sama dia?”. Si lelaki ini menjawab “iya”. Terjawab sudah.
Masih dengan sepasang kekasih yang merupakan sahabat
dekat saya, kembali saya layangkan pertanyaan, kali ini untuk lelaki terlebih
dahulu.
“Kenapa lo suka, sayang dan cinta sama dia?”.
Lelaki menjawab, “ga tau”.
Pertanyaan yang sama kembali saya lempar ke wanita
dan dia menjawab dengan jawaban yang sama.
Kalau kata orang sepasang kekasih yang tidak mengetahui
kenapa dia bisa cinta sama pasangannya itu tandanya dia ditakdirkan untuk
bersama karena memiliki ketulusan cinta yang sama. Tapi kalau dia menjawab “karena
dia bla-bla-bla” sudah dipastikan dia
tidak tulus mencintainya. Mitos memang, tapi sudah banyak kenyataannya.
Kembali dari pengalaman seorang sahabat saya lainnya,
dan yang ini, saya sendiri mungkin semua orang pernah merasakannya. Sahabat saya
jatuh cinta kepada seorang wanita, setelah melakukan pendekatan atau PDKT (kalau
kata anak jaman sekarang), dia mengetahui bahwa sang wanita yang dia jatuh
cintakan (bahasanya??) ternyata sudah punya kekasih. Dan lebih menyesakan
adalah, wanita dan kekasihnya ini baru saja berpacaran.
Yang terjadi adalah, sahabat saya jadi malas berbuat
apa-apa. Malas makan kalau tidak lapar, malas megang BB kalau tidak ada BBM. Kalau
kata psikiater dia mengidap, patah hati akut. Hal ini diperparah dengan belum
ditemukannya obat yang mujarap untuk menyembuhkan penyakit ini. Tidak bunuh
diri saja sudah bagus.
Saya juga pernah merasakan hal yang sama. Sakit memang,
tapi karena jiwa sportif saya tinggi, saya biarkan dan bersiap untuk mencari
mangsa yang lain. Wanita lain maksudnya.
Dari pengalaman diatas, ada satu saran untuk anda
yang tidak kuat iman, dan tidak bisa menerima kenyataan dan kekalahan, yaitu,
lebih baik jangan jatuh cinta.
Cinta memang punya ketertarikan tersendiri bagi
seseorang. Dalam hal ini bukan hanya cinta terhadap pasangan kekasih kita,
namun juga cinta terhadap orang tua, kakak, adik, keluarga, atau bahkan cinta
lingkungan. Tapi kalau jatuh cinta, sudah pasti menjadi daya tarik yang sangat hebat
bagi semua orang.
Cinta tidak kenal waktu, umur dan jenis kelamin. Tapi
cinta mengenal satu kata yang abadi yaitu ketulusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar