Minggu, 19 Februari 2012

Bukan Suatu keirian

Pacaran. Sebuah kata yang tidak asing di telinga kita. Siapa juga yang tidak mengetahui arti dari kata pacaran. Pacaran kalau di Indonesia khususnya di kota besar seperti Jakarta selalu diidentikan dengan kasih sayang, kemesraan dan sex. Wow.. yang terakhir kayanya menarik untuk dibahas yah? Tapi itu episode selanjutnya akan saya tulis diblog ini. Untuk yang ini, akan saya ulas bagaimana sifat, sikap serta gaya pacaran para remaja Jakarta.

Pandangan awam kita, kalau melihat dua pasang lelaki dan perempuan berjalan berbarengan atau malah makan berdua dalam satu meja sudah barang tentu disebut dengan pacaran. Tapi apakah kita tahu kalau mereka berdua merupakan saudara atau bahkan hanya bertaman saja.

lucunya ada beberapa pasangan yang tidak mau terlihat pacaran oleh orang sekitar, tapi ada juga pasangnya yang ingin menampakan kemesraannya didepan umum.  Untuk yang terakhir ini saya sudah banyak melihat contohnya.

Entah kenapa menarik untuk saya tulis di dalam blog saya soal gaya pacaran anak jaman sekarang. Bukan karena saya jomblo lalu saya iri dengan mereka juga. Tapi mungkin tulisan in sedikit menjadi kritikan untuk orang tua atau kakak yang mungkin memiliki anak atau adik yang masih remaja. Dibeberapa kasus, saya sering melihat sepasang kekasih sedang memadu kasih. Dan parahnya itu tidak memperhatikan tempat dimana mereka memadu kasih.

Contoh kasus, ada sepasang kekasih sedang diatas sepeda motor. Sudah pasti sang lelaki yang mengendarai motornya agar baik jalannya, sedangkan yang perempuan dibonceng. Memang tempat kejadian perkara itu berada di suatu komplek perumahan saat sore hari. Dan keadaannya pun sedang ramai. Dengan hebatnya, sang lelaki kepalanya menoleh ke sebelah kiri dimana muka sang perempuan berada. Dalam seketika bertemu lah bibir kedua anak manusia ini.

“eh dia ciuman.” Dengan polosnya saya berkata. Yang saya heran, qok  bisa yah mereka ciuman saat sedang mengendarai motor. Kalau ada kontes ciuman terlama sambil mengendarai kendaraan mungkin mereka menang. Ada juga ditempat berbeda, sepasang kekasih (sepertinya) sedang duduk bersama sambil makan snack di sebuah tempat hangout yang saya enggan untuk menyebutnya kalau itu sevel. Memang jika dilihat sang perempuannya cantik, dengan kulit yang putih dan kacamata yang berbingkai hitam. Entah sedang membicarakan apa, tiba-tiba sang lelaki menyosor dan mendaratkan bibirnya di pipi sebelah kiri sang perempuan. Dan masih banyak lagi contoh kasusnya.

Memang hal itu tidak dilarang. Tapi jika di telaah menggunakan alat yang dinamakan keetisan, itu sangat tidak etis. Kita hidup di adat ketimuran yang seharusnya menghindari sangat dengan hal tersebut. Sekali lagi bukan bermaksud iri karena saya jomblo.

Apa memang gaya pacaran anak jaman sekarang sudah bergeser? Saya jadi ingat, dulu waktu saya masih sekolah dan kuliah, yang namanya pacaran itu sudah pasti bersembunyi. Kalau disekolah, pasti pacarannya di kantin atau di musholla. Saat di bangku kuliah pacarannya di kantin atau di lapangan. Dan tanpa berbuat hal-hal yang aneh-aneh tentunya.

Ada lagi pacaran jadi lifestyle anak-anak jaman sekarang. Bayangkan, anak SMP saja udah bisa pacaran. Kalau kata orang tua saya pas dengar anaknya pacaran, langsung berkata “masih kecil udah pacaran!! Emang udah bisa nyari duit apa?”. Sedikit kesel sih, tapi ada benernya juga.

Nah berkaitan dengan pacaran ini, anda menyadari tidak kalau lagu-lagu khususnya lagu Indonesia yang nadanya mendayu-dayu mendadak laku di pasaran? Kenapa bisa begitu? Karena anak jaman sekarang pacarannya hanya bermodal lagu, padahal lagu itu lagu orang. Selain itu, jika dia sedang jatuh cinta, lagu yang bertemakan cinta jadi original soundtrack (OST) mereka. Namun jika sedang patah hati atau putus, lagu yang bertema putus cinta jadi OST mereka. Kreatif juga yah anak jaman sekarang.

Ada satu perkara yang sebenernya ingin sekali saya investigasi. Kenapa hal yang berkaitan dengan cinta hampir semua orang keluar jiwa seninya. Entah dia jadi penyanyi, jadi puitis atau malah jadi orang yang aneh tanpa harus gila.

Jadi ingat perkataannya Raditya Dika saat sedang ber- standup comedy. Dia berkata pacaran itu buang-buang waktu. Dan dia mencontohkan, kalau pacaran itu harus selalu saling melapor. Dan juga menghabiskan pulsa untuk menelpon. “Kalau hanya sebentar bukan masalah, tapi kalau lama dan berjam-jam, apa itu bukan masalah?” paparnya. Ditambah lagi kalau ingin tutup telpon harus berbarengan. “yaudah yah bobo yah, kamu tutup duluan yah telponnya. Ga kamu duluan, aaahhh kamu ajah duluan. Yaudah bareng ajah yah… tuuuhh kamu belum tutup kan telponnya.. yaudah tutup yah 1,2,3 klik. Basi!!” tambahnya.
Sebenarnya ga begitu juga yah. Tapi memang itu terjadi di antara kita. Maaf kalau ada yang merasa.

Pacaran memang sah-sah saja. Asal jangan terlalu mengganggu orang lain. Kalau mau ciuman yah juga dipersilahkan, tapi ditempat yang layak, jangan di tempat yang umum. Kalau lagi enak-enak ciuman terus tiba-tiba ada yang ngomong “bagi donk ciumannya!!!” atau “gentian donk??” kan repot juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar