Daerah
Khusus Ibu Kota Jakarta, yang merupakan Ibu Kota Negara Republik Indonesia
mempunyai banyak tempat yang menyenangkan untuk hanya sekedar bercengkrama
dengan orang terdekat. Ada restoran siap saji, ada restoran yang menyajikan
makanan dengan harga khusus mahasiswa sampai kaum sosialita.
Banyak
tempat yang menyenangkan banyak juga cerita dibalik itu. Yah, cerita yang
mungkin bisa membuat kita terpekik tertawa hingga merengut karena merasa iba.
Mungkin
bagi sebagian orang pemandangan seperti itu hanya kebiasaan yang hampir semua
orang bisa lakukan. Tapi bagi sebagian orang lainnya, pemandangan itu akan
menjadi hiburan tersendiri dalam hidupnya.
Padatnya
jalanan di kota jakarta membuat saya untuk mampir dan makan di suatu restorang
yang menyajikan makanan daging-dagingan. Duduk di sudut ruangan yang bisa
melihat ke hampir segala penjuru restoran itu. Pengunjung sedang tidak begitu
ramai rupanya pada saat itu. Meski begitu pengunjung silih berganti masuk dan
keluar dari restoran itu.
Satu
persatu saya memperhatikan tingkah laku dari masing-masing pengunjung, ada yang
datang sendiri, berdua atau bahkan beramai-ramai. Sekedar hanya mengisi
kekosongan waktu dan karena sendiri pula saya iseng untuk memperhatikan semua
pengunjung. Ada yang tersenyum, tertawa bahkan ada juga yang memperlihatkan
muka kesedihan.
Seperti
pengunjung meja yang berada di arah pukul 10 dari saya. Hanya sepasang
mahasiswa kalu boleh menebak. Dan sepasang kekasih juga sepertinya. Biasa
memang, tapi hasrat terpendam untuk membaca sikap seseorang yang saya punya
jauh lebih mendominasi ketimbang hasrat biasa yang saya punya.
Setelah
makanan mereka datang, mereka menyantapnya sudah barang tentu. Tapi anehnya
sudah beberapa lama berlalu, makanan mereka belum juga habis. Dari mata sang
lelaki terlihat sangat dalam memandang wajah sang perempuan. Itulah alasan saya
untuk menebak kalu mereka sepasang kekasih. Meski belum tentu juga.
Ada
juga sepasang wanita dan pria dewasa yang terlihat tampak serius saling
berbincang. Kalau saya boleh menebak sepertinya mereka sedang atau habis
berkelahi karena berbeda pendapat. Biasa bukan??..
Disudut
lainnya ada dua lelaki yang sedang membuka komputer jinjing mereka. Entah apa
yang mereka kerjakan. Tapi yang sangat jelas mereka memanfaatkan jaringan
nirkabel gratis di restoran itu.
Ada
juga sekelompok anak perempuan baru gede berkumpul dan tertawa terbahak-bahak.
Ada diantara mereka merokok dan lainnya hanya melihat saja. Ciri khas anak gaul
Jakarta.
Lama
terdiam saya di sudut tempat saya menyantap makanan, lama juga saya
memperhatikan orang-orang disekeliling saya.
Satu
jam sudah berlalu dari saya datang. Namun, orang-orang yang saya ceritakan tadi
masih tetap dengan kegiatannya masing-masing. Entah karena betah atau memang ingin
menikmati waktu dengan pasangan atau teman-temannya.
Yah,
beginilah kehidupan Jakarta atau mungkin juga kota-kota besar lainnya. Hiruk
pikuk kota membuat berbagai orang ingin menghabiskan waktu dengan yang
tersayang. Bukan berarti saya iri karena saya sendiri. Tapi memang begitulah
keadaan yang terjadi. Biasa memang!! Sangat biasa!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar