Berjalan
di lorong kenyamanan
Suara
gemercik air menenangkan
Hawa
daun tercium dilubang hidung
Keindahan
terpampang didepan bola mata
Tersadar
aku hanya sendiri
Berputar
180 derajat tubuh ini dan ternyata tetap sendiri
Berlari
sekencang kuda
Mencoba
mencari pegangan tangan sisi kanan ku
Tersentak
aku melihatnya di lorong yang berbeda
Sendiri
dalam gelap, senyap dan lembab
Terus
berteriak untuk memanggil nya
Meski
ku tahu tidak akan berguna
Pasrah,
itulah yang ada saat ini
Habis
tenaga ini untuk mencoba menarik nya
Dalam
diam ku berserah diri kepada “mu”
Dan
berucap “Tuhan, dia yang harusnya disini bukan aku”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar