Kamis, 18 Februari 2021

Jalani Adat saat Pandemi, Protokol Kesehatannya ?

Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam budaya dan adat istiadat. Menjalani adat istiadat merupakan suatu keharusan bagi beberapa kalangan. 

Namun, saat pandemi bagaimana? 

Apakah adat istiadat tetap berlaku? 

Menjalani adat istiadat saat pandemi sudah pasti tetap memperhatikan tatacara hidup di masa pandemi yaitu Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan. 

Seperti yang di gaung kan grup Band Padi Reborn. 

Namun kenyataannya bagaimana? 

Seorang teman berkata "Gw kesel, RT gw mengadakan arisan RT. Dan yang datang udah ga pakai masker, jaga jarak juga engga". 

Itu adalah satu contoh adat yang biasa dilakukan dilingkungan terkecil kita yaitu arisan RT. Dan sebenarnya masih banyak adat istiadat lain yang biasa dilakukan di lingkungan kita. 

Jadi teringat, ada seorang bapak yang sedang berbincang dengan temannya. 

Bapak : Sebenernya korona itu ada ga sih? 

Temannya: Ya percaya ga percaya sih saya. 

Pandemi sudah berjalan hampir 11 bulan masih ada yang tidak percaya covid itu ada apa tidak. Sebenarnya siapa yang salah dalam hal ini? Apakah pemerintah belum secara maksimal memberikan sosialisasi soal ini? 

Tidak bisa dipungkiri masih banyak pemikiran pemikiran seperti ini. Hal yang seperti ini juga yang tetap menjalankan adat istiadat tanpa protokol yang benar. 

Seorang teman juga bercerita ibunya positif terpapar covid-19 pasca mengadakan pesta pernikahan kakaknya teman. 

Lebih lengkap ia menjelaskan kalau kondisi ibunya sudah sesak dengan saturasi pernafasan yang semakin menurun dan akhirnya di larikan ke Rumah Sakit setelah sebelumnya ditolak beberapa RS dengan alasan penuh. 

Yah, memaksakan mengadakan pesta pernikahan saat pandemi seperti ini, bisa dibilang serba salah. 

Pesta pernikahan merupakan adat semua orang untuk merayakan dan membagikan kebahagiaan atas pernikahan sepasang anak manusia. 

Di lain sisi, melaksanakan pernikahan di masa pandemi seperti kita menyerahkan diri kepada covid yang bisa hinggap di siapa saja. Kita pun tidak bisa melihat covid. Maka banyak yang bilang jika covid itu sama dengan hantu. 

Masih ada yang bandel bin ngeyel soal ini adat ini? 

Kegiatan agama pun bisa menjadi klater covid-19. Kenapa? Jelas kegiatan agama itu berkumpul. Jika tidak ada yang menggunakan masker ya habis lah itu akan dihinggapi si korona. 

Orang yang taat terhadap protokol kesehatan saja masih terpapar virus. Bagaimana dengan yang tidak taat terhadap protokol kesehatan?

Ketua satuan tugas penanganan Covid -19 Doni Monardo, yang selalu menjaga protokol kesehatannya saja bisa terpapar. 

Di Indonesia sendiri kasus positif Covid - 19 sudah mencapai satu juta kasus. Dan saat ini tracingan terbanyak berasal dari klaster keluarga. 

Adat merupakan aktifitas keluarga. Jadi jagalah protokol kesehatan dengan baik untuk menjaga keluarga. Jika memang harus menghadiri adat entah itu pesta pernikahan atau kegiatan keagamaan, taati protokol kesehatan. 

Mengutip lirik lagu kampanye grup band Padi Reborn,

"Ingat pesan ibu, pakai masker mu, cuci tangan pakai sabun, jangan sampai tertular. Ingat pesan ibu, Jaga jarak mu, Hindari kerumunan, jaga keluarga mu".


Tidak ada komentar:

Posting Komentar