Sabtu, 15 September 2012

Cerita Dibalik Pernikahan


Bicara soal pernikahan ada kesedihan ada juga kebahagiaan. Sebelum berlanjut ke pokok permasalahan yaitu bicara tentang pernikahan, sekilas dulu tentang saya.

Saya berumur 26 tahun, saat tulisan ini dibuat pastinya. Teman-teman saya juga ada yang berumur sama dengan saya, bahkan ada yang lebih tua dan lebih muda dari saya. Umur 26 tahun memang umur yang matang untuk melanjutkan hidup ke jenjang yang lebih mulia yaitu pernikahan. Tapi tidak semudah itu juga untuk berlanjut ke jenjang yang saya bilang hidup baru.

Banyak teman saya yang ingin menikah banyak juga yang masih ingin bersenang-senang dengan hidup kesendiriannya. Namun permasalahan disini, bagaimana seseorang memantapkan niat dirinya untuk menikah. Niat adalah salah satu faktor utama dalam pernikahan. Sekarang siapa yang tidak ingin menikah? Adakah orang yang tidak ingin menikah?

Saat ini teman-teman saya satu per satu sudah mulai memberanikan diri untuk menikah. Satu persatu juga mereka sudah mulai mempersiapkan segala sesuatunya tentang pernikahan. Dan satu persatu juga mereka mulai mencurahkan isi hatinya kepada saya. Rata-rata mereka mencurahkan tentang persiapan pernikahan. Ada yang mengeluh tentang biaya pernikahan, mengeluh tentang pasangannya yang bersikap cuek atas rencana pernikahannya dll. Entah kenapa saya selalu jadi tempat curhatan mereka, padahal saya belum menikah.

Disinilah moment yang paling lucu menurut saya. Orang yang memutuskan untuk menikah, namun masih memikirkan soal biaya dan sikap cuek dari pasangannya. Banyak yang bilang kalau niat menikah itu karena ibadah pasti akan ada jalan untuk pernikahannya termasuk soal dana atau biaya. Tapi permasalahannya, jika niatnya ingin menikah karena ibadah, tapi biaya tidak datang juga bagaimana?

Hal yang hampir sama yaitu dengan sikap cuek pasangannya. Kalau diambil mudahnya, “sudah jangan menikah sama dia, menikah saja dengan yang lain yang jauh lebih siap”. Tapi itu bukan merupakan solusi, itu malah memperparah kekalutan orang yang ingin menikah.

Berdasarkan pengalaman, biaya bisa ditabung bersamaan dengan rencana pernikahan. Ambil contoh, kita bisa ikut arisan yang bisa diambil saat mendekati hari H pernikahan, atau bisa juga yang sudah putus harapan, meminjam ke bank atau juga menjual kendaraan. Itu yang terjadi sebenarnya. Semoga sukses dengan rencana pernikahannya.

Cerita lain soal pernikahan yang saya alami.

Saya pernah mengikuti prosesi akad pernikahan seorang sahabat saya. Saat-saat yang paling mengharukan adalah saat akad nikah. Karena pengantin wanita harus meminta izin kepada orang tua untuk menikah dan memohon ampun kepada orang tua yang selama dia hidup mungkin melakukan berbagai macam keselahan. Kalau menurut saya, pengantin pria yang tidak terharu saat dengar calon istrinya meminta izin kepada orang tuanya untuk menikah, bukan pria. Egois saja sebenarnya.

Adegan lain yang membuat saya terharu yaitu adegan saat kedua mempelai sungkem kepada kedua orang tua. Bagaimana tidak terharu? Kita yang biasanya hidup tidak bisa jauh dengan orang tua, mulai saat itu setelah ada teriakan kata “SAH” kita sudah menjadi manusia baru yang hidup tidak lagi bergantung dengan orang tua. Dan kita harus sungkem memohon maaf atas segala perilaku yang mungkin pernah mneyakitkan orang tua kita, serta memohon restu untuk menjalani hidup yang baru dengan pasangannya.

Pernikahan sangat sakralpernikahan itu dilakukan sekali dalam hidup kita. Sebelum pernikahan kita juga harus bisa memantabkan hati kita terhadap pasangan kita. Saling mengerti dan saling memahami satu dan yang lainnya. Dan yang terpenting, pernikahan adalah sebuah prosesi untuk mengikatkan kedua belah pihak. Bukan hanya kedua mempelai, tapi juga kedua keluarga mempelai.

Jangan pernah anggap remeh tentang pernikahan. Dan jangan juga menganggap bahwa pernikahan itu menyeramkan. Jika memang sudah siap untuk menikah, menikahlah sebelum menyesal.

Untuk teman dan sahabat yang sudah menikah atau yang sedang mempersiapkan pernikahan, Selamat menempuh hidup baru. Semoga kalian menjadi pasangan yang langgeng dan dikaruniai anak yang berbakti bagi orang tua dan bangsa.

#Jadi mau nikah... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar