Siang
hanyalah siang,
yang
hanya menampakkan sinarnya,
menusuk
bagai jarum,
sampai
ke lapisan terdalam di kulit.
Tak
ada tangan yang saling bersentuhan,
tak
ada empat kaki yang jalan beriringan,
tak
ada suara tawa yang renyah,
tak
ada pula tatap mata yang begitu dalam
hanya
keheningan yang menyambangi
dan
sorot cahaya matahari
tergopoh-gopoh
menghitungi waktu
meski
tak akan pernah habis waktu itu
Angin
menerpa begitu kencang,
namun
peluh ini tak juga hilang
tangis
tak bersuara turun menderu
bersama
seonggok harapan yang mungkin membusuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar